Jakarta, KabarinAja – Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono, secara
terbuka mengungkapkan bahwa Presiden Terpilih Prabowo Subianto siap menghadapi
tantangan besar terkait nasib kelas menengah Indonesia yang mengalami penurunan
signifikan. Menurut Thomas, pandemi Covid-19 memiliki dampak jangka panjang
yang memukul perekonomian, membuat banyak kelas menengah jatuh ke dalam
kemiskinan.
"Ini
akan menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintahan Pak Prabowo," ujar
Thomas pada Senin, 30 September 2024.
Thomas
menjelaskan, banyak kelas menengah yang kehilangan pekerjaan selama pandemi dan
hingga kini belum mampu memulihkan kondisi ekonomi mereka. Meskipun demikian,
ia menegaskan bahwa situasi ini bukanlah akibat kebijakan yang salah, melainkan
konsekuensi dari pandemi global.
"Saya
ingin menekankan bahwa tantangan yang dihadapi kelas menengah bukan karena
kebijakan yang kurang tepat. Kita perlu melihat ini dalam konteks dampak
pandemi," tambahnya.
Pemerintah
mendatang di bawah kepemimpinan Prabowo, lanjut Thomas, sedang merumuskan
solusi jangka panjang untuk memperkuat kembali posisi kelas menengah.
Kementerian Keuangan saat ini tengah mengkaji kebijakan yang tepat agar
kelompok ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang.
"Kita
harus menciptakan ruang agar kelas menengah dapat tumbuh dan berkembang, bukan
hanya bertahan," jelas Thomas.
Data terbaru
dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan tajam jumlah kelas
menengah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, tercatat ada 57,33
juta orang atau 21,45% dari total penduduk yang masuk dalam kategori kelas
menengah. Namun, pada 2024, angka ini menyusut menjadi hanya 47,85 juta orang
atau 17,13% dari populasi.
Penurunan
ini berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah kelompok kelas menengah
rentan atau aspiring middle class yang melonjak dari 128,85 juta orang (48,20%)
pada 2019 menjadi 137,50 juta orang (49,22%) pada 2024. Jumlah masyarakat
rentan miskin juga mengalami lonjakan dari 54,97 juta orang (20,56%) pada 2019
menjadi 67,69 juta orang (24,23%) pada 2024.
Dengan tantangan ini, pemerintahan Prabowo akan dituntut untuk menyusun langkah-langkah strategis guna menyelamatkan kelas menengah dan mengembalikan stabilitas ekonomi.
Tidak ada komentar
Posting Komentar